LensaNewsBanten – KEYAKINAN itu panah, sementara sabar dan ikhlas adalah perisai atas ketidak berdayamu. Frasa diatas dipilih sebagai prolog dalam tulisan memahami makna metode Ikhlas dan psikologi terhadap.
Sebelum memasuki pembahasan, saya ingin menjelaskan, makna frasa pada prolog diatas. Frasa itu kalimat pertama dimaknai sebagai sikap optmisme dalam berusaha dan yang terakhir dimaknai sebagai sikap kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya.
Dari beberapa kata dalam frasa itu, saya lebih memilih kata Ikhlas dibanding kata sabar. Alasan kata Ikhlas saya pilih, karena menurut saya kata Ikhlas ini memiliki keistimewa.
Dalam kacamata saya, Ikhlas memiliki keistimewaan dalam pandangan makna definisi yang beragam, namun menarik untuk dipahami.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata Ikhlas diartikan sebagai: hati yang bersih (kejujuran); tulus hati (ketulusan hati) dan kerelaan.
KBBI dalam penjelasannya, kata Ikhlas memimliki.makna yang cukup relegius juga memiliki akulturasi spiritual.
Ikhlas juga menarik disikapi dari sudut pandang psikologi emosi. Ikhlas dalam psikologi emosi dapat dipahami sebagai reaksi atau sikap dan pemahaman.
Jika didefinisikan, psikologi emosi Ikhlas bereaksi “Legowo”. Ikhlas tidak pernah berorientasi pada apa yang akan ia dapat. Ia hanya fokus berbuat.
Filosofi Hidup Ikhlas Hal lain yang menurut penulis cukup pundamental dalam manfaat penerapan psikologi emosi Ikhlas, yaitu sesuatu yang dimiliki tak merasa sepenuhnya ia gengam. Psikologi Ikhlas, berorientasi sesuai apa yang ia beri bukan timbal balik.
Ikhlas dalam bereaksi tidak menuntut upah atau ganjaran atas apa yang ia telah kerjakan atau lakukan. Ikhlas juga lebih menitik beratkan pada apa yang dilakukan saja, bukan harapan imbalan.
Dalam psikologi emosi selalu berpola pada reaksi positif, sehingga Ikhlas berimplementasi pada sipat spiritual.
Emosi dalam psikologi diketahui adalah pola reaksi kompleks yang melibatkan pengalaman, perilaku dan fisiologis, yang digunakan untuk menangani masalah atau peristiwa penting yang dialami individu. (sumber: brainacademy).
Definisi kata Ikhlas sedangkan kata ikhlas, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai: hati yang bersih (kejujuran); tulus hati (ketulusan hati) dan kerelaan.
Kata Ikhlas dalam bahasa Arab memiliki arti “sungguh-sungguh” atau “dengan tulus”. Dalam konteks agama Islam, ikhlas sering kali diartikan sebagai keikhlasan hati dalam beribadah kepada Allah SWT tanpa mengharap pujian atau penghargaan dari manusia. (sumber: baznas.jogjakota)
Apabila diartikan secara bahasa, makna kata Ikhlas memiliki arti membersihkan (jernih, bersih, suci dari pencemaran, suci dari campuran, baik itu berupa materi ataupun tidak).
Sedangkan, pengertian kata Ikhlas menurut para ahli, seperti Muhammad Abduh, Ikhlas adalah Ikhlas beragama semata-mata hanya untuk Allah SWT. Dengan selalu berharap kepadaNya dan tidak pernah mengakui kesamaanNya dengan makhluk apa saja dan bukan dengan tujuan tertentu.
Pengertian ikhlas menurut Hamka (1983: 95) yaitu ikhlas memiliki makna bersih dan tidak ada campuran. Ibarat emas, ikhlas adalah emas yang tulen, tidak ada campuran perak sedikit pun.
Kata Ikhlas sendiri juga tertuang dalam Alquran Surat Saba Ayat 46: Dimana, Allah SWT meminta manusia untuk selalu berusaha Ikhlas.
Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” (QS 34:46).
Dikutip dari laman Okezone, menurut psikolog Ratih Ibrahim, ikhlas adalah menerima. Hanya ketidak keikhlasan yang membuat hidup menjadi susah. Dengan kata lain manusia itu hanya membiarkan suatu hal terjadi bukan menerima.
Di dalam ikhlas ada energi hidup. Di dalam ikhlas ada keberdayaan, jadi dengan menjalani hidup ikhlas, akan menghargai berkat bukan menghitung. Berterima kasih kepada tuhan akan kehidupan.
Ikhlas menurut psikolog Ratih Ibrahim, dalam pandangan penulis adalah keselarasan emosi dalam mengaktualisasikannya di kehidupan. Kata Ikhlas juga sangat istimewa dan memiliki akulturasi dalam paduan psikologi emosi.
Dilansir dari laman brainacademy, emosi membantu manusia dalam memberi makna dalam setiap peristiwa yang dialami. Emosi juga berperan menganalisis situasi sosial.
Namun demikian, menurut penjelasan pakar Neurosains, Dr. Ryu Hasan emosi adalah kegiatan-kegiatan yang di-drive oleh memori implisit. Hal-hal yang di-drive oleh otak emosi itu tidak bisa diberitahukan, tapi perlu dilatih.
Ryu Hasan juga mengungkapkan pentingnya self awarenes dan mindfulness, yaitu menyadari semua tindakan yang dilakukan.
Perspektif Ikhlas dalam psikologi Cukup menarik memang menyingkap dan bisa memahami akulturasi dan kedudukan kata Ikhlas dalam perspektif psikologi emosi. Dilansir dari suara.com, psikolog, Irma Gustiana mengungkapkan, ikhlas dari kacamata psikologi memiliki dua persepktif, yaitu hubungan dengan Tuhan (transendensi) dan hubungan dengan diri sendiri (personal).
Untuk aspek transendensi atau ketuhanan, solusi utama bersikap ikhlas adalah kondisi melepaskan tekanan yang ada di pikiran saat mendapatkan masalah, musibah, hingga ujian, serahkan semuanya ke sang pencipta.
Sementara dari sisi personal, keikhlasan bisa terbentuk saat kita bisa berkomunikasi dengan diri sendiri, menjadi lebih jujur dan tulus agar tidak membohongi diri sendiri. Perlahan buatlah diri sendiri bisa melepaskan masalah atau ujian secara perlahan.
Sedangkan, menurut Ustad Abu Ismail Muslim Al-Atsari dalam artikelnya berjudul Ikhlas dan keutamaannya, yang dimuat di laman almanhaj menyebut, keikhlasan termasuk salah satu pokok di antara pokok-pokok agama Islam, bahkan ia merupakan poros dan sendi agama ini. Karena agama ini dibangun di atas dasar realisasi ibadah yang merupakan tujuan manusia diciptakan, sementara hakikat ibadah itu sendiri tidak akan ada kecuali disertai dengan ikhlas.
Keikhlasan dalam ibadah itu, ibarat ruh dalam jasad. Jasad tanpa ruh menjadi bangkai yang tidak bernilai. Demikian pula amalan, jika dilakukan tanpa keikhlasan maka tidak ada nilainya, bahkan suatu amalan tidak dikatakan amal shalih tanpa keikhlasan.
Kata Ikhlas dalam perspektif ini tidak hanya berupa makna atau definisi. Kata Ikhlas adalah wujud spiritual dalam bahasa Tuhan melalui kitab sucinya. Melalui kata Ikhlas, tuhan mengisyaratkan bahwa manusia sungguh tak memiliki daya dan upaya. Ikhlas adalah sebuah konsep psikologi mengendalikan emosi yang.mengarah pada sipat positif.
Opini
Oleh: Galuh Malpiana ( Penulis adalah jurnalis warga Lebak).